Ceramah Buya Hamka Lengkap, Ceramah Covid-19 Virus Indonesia
- Ceramah Buya Hamka - Wasiat Paling Penting Untuk Kehidupan Kita - Lakukan Ini dan Hidup Tenang
- Ceramah Buya Hamka - Bersyukurlah
- CERAMAH TERBAIK !!! Buya Hamka - 8 Perkara dalam Hidup
- Buya Hamka - Bersyukurlah - Audio Ceramah Islam
- Ceramah TERBAIK !!! Buya Hamka - Berpegang teguh pada iman
- Ceramah Buya Hamka - Tafsir Al Baqarah 248
- Buya Hamka - Ibadah Puasa - Audio Ceramah Islam
- MENGENAL KEMBALI BUYA HAMKA eps 1
- Rekaman Video Langka Ceramah Buya Hamka Jaman Dulu
- BUYA HAMKA - HIDUP SESUDAH MATI (CERAMAH MENUSUK QALBU)
- CERAMAH TERBAIK !!! Buya Hamka - Haus akan mencari kebenaran
- Ceramah Buya Hamka - Menjelang Hari Raya
- Ceramah Buya Hamka yang menyejukan hati
- SubhanAllah!! Video Langka Buya HAMKA (1)
- Buya Hamka Ulama Asal Minangkabau Tanpa Dendam Walau Pernah Disakiti #PJalanan
- KISAH LUAR BIASA !! MARAHNYA DAN PEMAAFNYA BUYA HAMKA - PROF. DR. ABDUL SOMAD, Lc.,D.E.S.A.,P.hD
- Ceramah Buya Hamka. Syukur dan Sabar
- Kisah BUYA HAMKA di Penjara & difitnah | Ustadz Abdul Somad
- MENTANG-MENTANG ANAK BUYA HAMKA JANGAN MERASA PALING BENAR!
Ceramah Buya Syafril - YouTube
JANGAN MEMPERSULIT PERNIHAKAN ANAK | Ceramah Buya Yahya - YouTube
Ceramah Hakikat Makrifat – Lukisan
Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah gelar Datuk Indomo, populer dengan nama penanya Hamka (bahasa Arab: عبد الملك كريم أمر الله; lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia.
Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia terjun dalam politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.
Dibayangi nama besar ayahnya Abdul Karim Amrullah, Hamka remaja sering melakukan perjalanan jauh sendirian. Ia meninggalkan pendidikannya di Thawalib, menempuh perjalanan ke Jawa dalam usia 16 tahun. Setelah setahun melewatkan perantauannya, Hamka kembali ke Padang Panjang membesarkan Muhammadiyah. Pengalamannya ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki diploma dan kritik atas kemampuannya berbahasa Arab melecut keinginan Hamka pergi ke Mekkah. Dengan bahasa Arab yang dipelajarinya, Hamka mendalami sejarah Islam dan sastra secara otodidak.
Kembali ke Tanah Air, Hamka merintis karier sebagai wartawan sambil bekerja sebagai guru agama di Deli. Dalam pertemuan memenuhi kerinduan ayahnya, Hamka mengukuhkan tekadnya untuk meneruskan cita-cita ayahnya dan dirinya sebagai ulama dan sastrawan. Kembali ke Medan pada 1936 setelah pernikahannya, ia menerbitkan majalah Pedoman Masyarakat. Lewat karyanya Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, nama Hamka melambung sebagai sastrawan.
Folow Akun Instagram kami : bit.ly/387Qnbq
#buyahamka #ceramahbuyahamka #agarhiduptenang #wasiat #ceramah #kajian